Rabu, 08 Juli 2015

Fiksi dan Kemajuan Bangsa



Mempelajari sains seperti mempelajari kehidupan. Mengamati dan mensyukuri. Seharusnya ini yang dijadikan contoh untuk fiksi dan per film man sebagai media dakwah dan pembelajaran. Dakwah jangan di identikan dengan kaum muslim saja. Jika ditelaah lagi dakwah masuk dalam kbbi yang artinya menyampaikan kebaikan. Film bukan soal kualitas gambar yang baik tapi juga penyampaian atau isi atau pesan yang terkandung. Apakah mengendung pesan moral? Ataukah hanya untuk hiburan? Bukankah lebih baik jika dalam sebuah film mengandung hiburan, pendidikan, dan moral juga? Saya membayangkan menghapal gugus kimia organiktak sulit lagi jika sejak dini kita mengetahui gambarang singkat dari sebuah film. Dan orang tak rancu lagi membedakan mana atom, mana molekul, mana ion, dan mana unsure dan mana senyawa. Hal-hal tersebut memang sering di dengar. Kita jadi biasa saja mendengar hal itu. Intinya kalau kecil ya ion atau molekul. Sama saja. Film harus menjabarkan kepada masyarakat awam tentang ilmu kehidupan dan nilai mutlak kepada masyarakat. Sehingga mereka yang tidak mengeyam pendidikan di bangu kuliah pun mengerti mengapa sebuah keadaan dapat terjadi. Kenapa bayi itu ada dan kenapa penyakit ini bisa muncul. Lebih jauh lagi setiap manusia dituntut mengerti akan hal-hal mendasar akan penciptaan manusia. Mengapa manusia diciptakan dan untuk apa manusia mati? Sehingga nantinya banyak kreatifitas bermunculan. Sekali lagi film, cerita, fiksi bukanlah soal keindahan merangkai kata atau gambar semata. Tapi ini semua soal mengetuk dan merubah pikiran manusia kepada yang seharusnya. Karena saya yakin dalam hidup ini ada aturan pokok yang tak dapat di tolerir dan itu sudah di uji dalam berbagai aspek akan kebenarannya. Untuk orang seni, semua hal seakan dapat ditolerir atau nilainya fleksibel. Tapi alangkah sombongnya jika berpikiran manusia dapat melakukan apapun. Seakan hal-hal yang dapat di tolerir tersebut memang sudah lumrahnya manusia.

Saya sangat mendukung jika film fiksi adalah film yang wajib di tonton. Karena dari film tsb kita dapat mengetahui tujuan kita ada di dunia dan sebab akibat. Tapi bukan berarti film non saintis seperti social dan politik tak ada gunanya. Semua berguna asal tetap memberikan sebuah fakta atau kebenaran.

Jadi kedepan mahasiswa kimia tak perlu pusing mempelajari mengapa ada senyawa benzene dan kenapa siklus hidrokarbon itu ada? Begitupla mahasiswa fisika, kimia, dan masyarakat lain. Mereka harus mengerti ilmu kedokteran tanpa masuk kuliah di kedokteran. Hal yang sangat taktis. Dan saya yakin Indonesia bisa melakukannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar