Jumat, 17 Juli 2015

Lanjutkan

Jika satu bulan kemarin adalah ujian. Apakah kau yakin berhasil melewatinya? Berapa poin yang terkumpul? Apakah memuaskan? Sungguh, hanya hati yang dapat menjawabnya. Jika satu bulan di dominasi kemarahan dan keluhan karena adzan terlalu lama berkumadang hingga ingin sekali request adzan maghrib di radio, mungkin kita masih harus mencoba berlatih lebih sering. Selepas ini, jika masih ada umur, mungkin bisa mencoba puasa lagi. Salat tepat waktu lagi. Mengaji lebih sering lagi. Kemudian bersabar, berbuat baik, peduli satu sama lain, dan menghilangkan egoisme. Sungguh satu bulan yang mulia. Satu bulan pembelajaran. Lebih mudah karena lebih banyak yang bersama-sama menjalankan ketimbang yang tidak. Jika hidup ini adalah belajar, satu bulan terlalu singkat. Setelah ini berjanjilah jangan pernah berhenti. Karena tidak ada yang bisa menjamin sampai dimana petualangan kita berakhir. Apakah hari ini, besok, lusa, setahun, atau seabad lagi. Itukan indahnya kehidupan? Semuanya rahasia.

Apa yang dilakukan selama satu bulan kemarin... Lanjutkan...

Minggu, 12 Juli 2015

Toleransi Salah Kaprah

What the meaning of JIL? Jaringan Islam Liberal. Sebenernya udah pernah liat waktu salah satu aktor Indonesia pindah agama. Saat itu, ada beberapa pemusik kesenian betawi memakai peci memainkan musik di dalam gereja. Sekilas memang ngga ada yang salah. Siapapun berhak memainkan alat musik disana. Siapapun berhak mengundang pemusik kesenian tsb.

Sebenernya pemikiran yang seperti ini yang di sebut liberal, karena menganggap semua sah-sah aja selama tidak terjadi pertumpahan darah dimana-mana. Dan kebanyakan kita ngga bisa bedain apa itu toleransi. Toleransi antar agama yang dimaksud juga bukan seperti jika ada pembukaan gereja baru dan kita sebagai umat muslim memberikan ucapan selamat. Tidak melulu juga harus mengucapkan selamat hari raya waisak kepada umat budha. Kalau seperti itu, untuk apa kita keras-keras berkata bahwa hanya ada satu Tuhan? Apakah rasa takut kehilangan teman atau saudara lebih besar ketimbang rasa takut pada Tuhan yang sejak lahir sudah dipercayai? Atau tanyakan pada hati masing-masing, apa kita sebenarnya sudah yakin pada agama yang kita anut saat ini? Jika sudah yakin, mengapa masih ada ketakutan? Mengapa masih ada keraguan? Toh hanya Tuhan yang dapat membolak balikan hati manusia. Hanya Tuhan yang dapat merubah suatu kaum.

Jika manusia tahu dan mengerti sejatinya tujuan manusia dilahirkan yang tak lain hanya untuk menyembah Tuhan, mungkin kita tidak akan sibuk terpecah belah dalam perbedaan.

Sabtu, 11 Juli 2015

Saturday



Ingatlah momen saat kau masih kecil dulu, dimana kau tengah sibuk bermain hal yang menarik dan lucu-lucu. Di tanah lapang dan semua terasa begitu singkat. Pergi di pagi hari dan pulang terlalu larut.

You Look So Stunning



Kapal laut ibarat siput di atas tanah
Dan bintang ibarat mikroba di atas cawan petri
Kumparan bintang titik-titik memenuhi langit malam itu dimana esok nya aku takkan menemukannya lagi.

Berat berpisah dengan mereka, tapi lebih berat lagi jika aku masih disini menyimpan kegelisahan hati. Pertanyaan akan kabar. Bagaimana kondisi laki-laki kecil itu? Seperti apa wajahnya?

Rabu, 08 Juli 2015

Shufi dan Suni



Kita terjebak pada palung samudra kasih
Setiap malam berimajinasi
Andai kita tak pernah dipertemukan

Kita tersesat di belantara perbedaan
Mencari remah roti diantara serasah
Berharap ingatan kita dicabut

Kita terdiam dalam perdebatan tak berujung
Memandu kaki kita
Saling menjauh

Cinta semu yang kita ciptakan
Meniupkan keberanian
Untuk merangkai harapan akan perjanjian sakral kelak
Untuk bermimpi membangun atap bersama
Untuk memandangi langit dengan dua atau tiga bocah lucu
 
Dan semua itu harus berakhir
Ketika pakaian kita berteriak
Bahwa kau dan aku
Seperti Shufi dan Suni
Mustahil jadi satu

Kau dengar di Minggu pagi
Aku dengar di Kamis malam
Bahwa takdir Tuhan tak pernah keliru

Dan tiap kali kau bertutur
Tentang apa yang kau dengar di Minggu pagi
Paru-paruku kehilangan udara
Layaknya atmosfer
Merindukan daun menguap

Kids Teach We About Love



Anak kecil manusia paling jujur di dunia. Bagaimana mereka tertawa, bagaimana mereka bersikap. Semua menunjukkan bahwa kejujuran masih ada di dunia ini. betapa bahagia jika dapat bekerja nantinya di lingkungan anak-anak. Di lingkungan yang di penuhi oleh orang-orang jujur. Setinggi apapun ilmunya aku pikir harus bertemu anak kecil. Bermain dengannya dan berbincang dengannya. Banyak pelajaran yang bisa di dapat dari anak kecil.

Takdir Tuhan Selalu Indah



Mencintai laki-laki tampan, lucu, dan kaya  adalah hal yang sangat sering di lakukan wanita. Termasuk aku. Aku selalu merasa bahagia membayangkan seandainya kelak dia dapat tertawa bersamaku dan anak-anakku. Menghabiskan malam di bawah taman langit. Hanya kami.

Aku sering mengagumi ketampanan banyak laki-laki dan tertarik pada mereka. Lalu patah hati begitu mengetahui kenyataan. Bahwa sifat mereka tak sejalan dengan keelokan parasnya. Bahwa pemikiran mereka tak sesuai dengan apa yang mereka miliki. Tak sepintar mobil Honda jazz yang saban hari mereka parkirkan di pinggir fakultas. Wangi mereka tak seharum pikiran seorang pemimpin.

Aku sadar hal-hal tersebut harusnya tak membuat kecewa, pasrah, apalagi putus asa pada takdir Tuhan. Karena siapapun dia, seperti apapun rupa dan hartanya, yang ditakdirkan bersamaku, kelak akan menetap di satu atap yang sama denganku. Dalam keadaan apapun masing-masing kami. Tak perduli apapun kekurangan kami.

Kini wahai kaum hawa, tanya dirimu sendiri. Apa yang kini harus kau lakukan? Make up? Studi? Atau percaya bahwa takdir Tuhan selalu indah?