Sabtu, 05 September 2015

Ujung Harapan

Aku pernah menderita dibawah kepemimpinan kalian. Semuanya masih terekam jelas dan menyisakan air mata, luka luar-dalam sampai detik ini. Aku begini karena banyak alasan. Dan satu-satunya alasan karena kalian terlalu munafik. Kalian masih bertahan karena alasan yang seharusnya bisa dirubah. Alasan tak masuk akal. Perampasan HAM. Aku tidak bisa kembali. Demi apapun, kenapa tidak ada yang bisa mengerti? Sampai aku yakin dengan seperti ini adalah cara yang terbaik. Aku tidak pergi, aku hanya ingin bertahan. Sadarkah kalian? Hanya dengan cara seperti ini saja aku dapat bertahan. Untuk sebuah tahun yang tidak bisa aku prediksikan. Apakah dua tahun ini tidak cukup? Dan ujung dari tulisan ini adalah harapan, supaya waktu berputar kembali dan aku ingin merubah pilihan di lembar itu. Aku ingin merobek dan membuangnya. Aku ingin hanya sekedar penikmat tapi bukan pemburu. Ketahuilah, aku benci ada di titik ini.

Dan kemudian aku sadar, angin menamparku, bahwa takdir tak bisa di rubah. Dan waktu takkan pernah bisa berputar, sekalipun satu detik sebelum tulisan ini muncul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar